Mungkin kita semua sudah pernah mengirim Lobster baik benih, konsumsi, maupun indukan. Berbagai modal transportasi juga sudah jajaki. Melalui darat (Bus & Kereta) dan udara. Pengiriman melalui laut memang agak jarang karena waktunya yang lama. Sehingga ditakutkan Lobster tidak dapat bertahan lama.
Packing yang pernah dipakai adalah berupa pengemasan dalam kotak mika maupun kotak styrofoam ukuran kecil yang biasa disebut box nasi kuning. Pegemasan dengan cara begitu memang lebih mahal dan lama, karena harus dimasukan dulu ke
dalam box kecil lalu dimasukan lagi ke box yang besar. Cara lain yang lebih praktis adalah dengan menebar ke dalam box styrofoam langsung dengan beralaskan kain busa yang sudah dilembabkan. Cara ini yang dipakai oleh CheraxPark waktu mengirim ke tujuan.
Cara kemas seperti lebih cepat dan lebih murah karena tidak perlu mengeluarkan biaya untuk box yang harganya bisa mencapai Rp. 300/box.- (termasuk busa, staples dan ongkos).
Maka cara packing kedua ini banyak diguanakan dalam pengiriman lobster untuk berbagai ukuran. Namun setelah melakukan beberapa kali pengiriman, ternyata cara packing tanpa mika ini hanya bisa diterapkan pada angkutan darat, karena petugas dilapangan lebih memperhatikan label-label yang ditempelkan pada box kirimkan tersebut seperti tanda panah atas, tulisan “Jangan dibalik”, maupun “handle with care” dan ditempatkan ditempat teduh.
Dalam beberapa kali pengiriman melalui darat, cara packing tanpa mika tidak mendapat keluhan tentang lobster mati dalam jumlah yang lebih dari 2%. Sedangkan pengiriman melalui udara, kematian bisa lebih dari 10-20% dalam setiap pengiriman.
Cara packing tanpa mika, banyak mendapat keluhan seperti, isi menjadi berantakan. Setelah diteliti lebih jauh, ternyata box itu letakan terbalik pada saat masuk ke perut Pesawat, dan waktu loading-unloading itu box dilempar karena mengejar waktu terbang.
Dengan demikian pengiriman melalui udara sebaiknya dibuat sedemikian rupa sehingga box tersebut dbalik bagaimanapun isinya tetap tidak bergerak. Maka packing untuk melalui udara harus mengunakan Mika hingga padat, dalam arti mika-mika tersebut tidak berubah posisi.
Packing yang pernah dipakai adalah berupa pengemasan dalam kotak mika maupun kotak styrofoam ukuran kecil yang biasa disebut box nasi kuning. Pegemasan dengan cara begitu memang lebih mahal dan lama, karena harus dimasukan dulu ke
dalam box kecil lalu dimasukan lagi ke box yang besar. Cara lain yang lebih praktis adalah dengan menebar ke dalam box styrofoam langsung dengan beralaskan kain busa yang sudah dilembabkan. Cara ini yang dipakai oleh CheraxPark waktu mengirim ke tujuan.
Cara kemas seperti lebih cepat dan lebih murah karena tidak perlu mengeluarkan biaya untuk box yang harganya bisa mencapai Rp. 300/box.- (termasuk busa, staples dan ongkos).
Maka cara packing kedua ini banyak diguanakan dalam pengiriman lobster untuk berbagai ukuran. Namun setelah melakukan beberapa kali pengiriman, ternyata cara packing tanpa mika ini hanya bisa diterapkan pada angkutan darat, karena petugas dilapangan lebih memperhatikan label-label yang ditempelkan pada box kirimkan tersebut seperti tanda panah atas, tulisan “Jangan dibalik”, maupun “handle with care” dan ditempatkan ditempat teduh.
Dalam beberapa kali pengiriman melalui darat, cara packing tanpa mika tidak mendapat keluhan tentang lobster mati dalam jumlah yang lebih dari 2%. Sedangkan pengiriman melalui udara, kematian bisa lebih dari 10-20% dalam setiap pengiriman.
Cara packing tanpa mika, banyak mendapat keluhan seperti, isi menjadi berantakan. Setelah diteliti lebih jauh, ternyata box itu letakan terbalik pada saat masuk ke perut Pesawat, dan waktu loading-unloading itu box dilempar karena mengejar waktu terbang.
Dengan demikian pengiriman melalui udara sebaiknya dibuat sedemikian rupa sehingga box tersebut dbalik bagaimanapun isinya tetap tidak bergerak. Maka packing untuk melalui udara harus mengunakan Mika hingga padat, dalam arti mika-mika tersebut tidak berubah posisi.
Lobster Air Tawar ini umumnya dijual dalam keadaan hidup terutama untuk tujuan budidaya seperti indukan maupun rayakan. Kendala yang sering dihadapi dalam pengiriman ini adalah bagaimana lobster yang dikirim sampai ditempat itu masih dalam keadaan hidup. Walaupun lobster ini dapat bertahan hidup cukup lama bahkan lebih dari 24 jam tidak dalam air. Namun penanganan yang salah dapat menyebabkan banyaknya lobster yang mati selama perjalananan atau biasanya disebut Dead on Arrival (DOA). Malah sebaliknya Lobster ini bila berada dalam air tanpa oksigen tambahan dari luar baik dari aerator maupun pergerakan air lobster ini akan mati dalam waktu kurang dari 4 jam.
Sesuai dengan ketentuan hidup lobster ini adalah pada suhu dibawah 10o C dan di atas 36o C akan mati maka sebaiknya kondisi ini harus tetap terjaga pada saat pengiriman tersebut. Umumnya pengiriman jarak dekat itu melalui darat sedang untuk jarak yang jauh bisa mengunakan udara. Pengiriman untuk keluar pulau umumnya mengunakan jalur udara menginggat waktu pengiriman yang harus singkat.
Untuk pengiriman melalui udara diharuskan mendapatkan surat karantina dipelabuhan asal pengiriman tersebut. Dalam pengurusan surat karantina ini kita perlu menyertakan beberapa sampel untuk di lakukan pengujian apakah binatang tersebut terdapat penyakit atau tidak.
Pengiriman jarak dekat yang kurang dari 5 jam perjalanan dengan pengantaran sendiri maka pengemasan tidak terlalulah sulit.
Bahan-bahan yang diperlukan :
1. Styrofoam
2. Kain kasa atau kain filter aquarium selebar Styrofoam
3. Es batu
Styrofoam yang dipakai dalam pengemasan ini, ukuran disesuaikan dengan jumlah yang akan dikirim. Dalam pengiriman ini sebaknya memperhatikan kepadatan agar tidak terjadi kematian pada LAT yang dikirim atau biasa disebut Dead on Arrival (DOA). Bila ingin mengirim dalam jumlah banyak maka LAT tersebut bisa ditumpuk dalam beberapa lapis dengan setiap lapisnya diberi kain kasa.
Kain kasa yang akan dipakai itu sebaiknya dilembabkan terlebih dahulu dengan direndam didalam air yang dingin sehingga LAT tidak stress. Air yang berada dalam filter ini juga jangan terlalu banyak sehingga tidak terlalu berat bila ingin ditumpuk.
ES batu merupakan obat bius buat lobster yang akan dikirim. Bila lobster berada pada suhu yang cukup dingin atau dibawah 15o C namun pengurangan suhu sebaiknya tidak terlalu drastis. Es batu sebaiknya tidak terlalu besar karena ukuran terlalu besar dalam perjalanan bisa menyebabkan Lobter tergencet. Maka es batu sebaiknya dalam bentuk panjang dan kecil seperti es mambo atau bermodel seperti lempengan sehingga es batu ini tidak mengelinding. Es batu sebaiknya ditempatkan dipaling bawah dan merata dan sebelumnya dibungkus dengan kertas koran atau kertas yang lebih tebal seperti tabloid untuk mengurangi es batu cepat lumer dan tidak terjadi kontak langsung dengan lobster. Karena LAT yang terkontak langsung dengan es batu bisa terjadi kematian karena terlalu dingin.
Setelah ditempatkan es batu lalu dilapiskan lagi dengan kain kasa dan didiamkan selama beberapa menit dalam keadaan Styrofoam tertutup. Hal ini bertujuan untuk membuat ruang Styrofoam dalam keadaan dingin. Setelah terasa agak dingin baru kita masukan LAT tersebut dengan ditebarkan secara merata keseluruh Styrofoam kemudian ditutup rapat namun tidak perlu di lakban karena jaraknya yang dekat dan dibawa sendiri.
Untuk pengiriman yang berjarak jauh dan mengunakan jasa pengiriman atau angkutan maka pengemasan LAT sebaiknya dibuat tersusun dengan mengunakan plastik kue atau plastik nasi yang biasa kita sebut dangan kotak plastik mika. Kadang kala dalam pengemasan terkadang tidak penuh karena jumlah kiriman yang tidak standar, maka akan ada tempat kosong yang bisa menyebabkan penyusunan menjadi berantakan karena terjadinya guncangan atau pengangkatan yang tidak benar. Biasanya dalam pengangkutan ini akan terjadi beberapa kali pemindahan sehingga pengemasan yang tepat akan dapat mengurangi kematian dari LAT yang kita kirim. Hal yang sering terjadi adalah kotak yang disusun terbalik atau diangkat dengan sembarangan.
Untuk mencegah terjadinya susunan yang menjadi berantakan atau tidak beraturan kita dapat mengisi kekosongan tersebut dengan kantong plastik besar yang diisi dengan angin seperti angin dari aerator hingga seolah-olah isi Styrofoam padat.
Perlengkapan dalam pengemasan jarak jauh :
1. Kotak Styrofoam sesuai dengan jumlah yang akan dikirim.
2. Kotak plastik mika atau bisa mengunakan kotak nasi Styrofoam.
3. Kain kasa atau kain filter aquarium.
4. Staples.
5. Es batu
6. Lakban.
Cara pengepakan LAT ukuran burayak
Dalam pengepakan LAT ukuran burayak dengan jarak jauh, perlengkapan yang dibutuhkan adalah sama seperti yang di sebutkan di atas.
Langkah-langkah pengepakan.
• Siapkan Styrofoam
• Bungkus es batu dengan kertas koran atau kertas yang lebih tebal. Lalu masukkan kedalam Styrofoam lalu ditutup rapat untuk mendinginkan Styrofoam tersebut.
• Lubangi plastik mika dengan solder atau sejenisnya, namun lobang jangan terlalu besar namun harus banyak. Sebaiknya membuat lobang pada samping. Kita dapat mengunakan plastik mika ukuran 10cm x 10 cm dengan kapasitas sampai 50 ekor jarak dekat dan 30 ekor untuk jarak jauh.
• Potong kain kasa selebar alas mika tersebut, lalu dibasahi dengan keadaan lembab saja. Bila terlalu banyak air akan menjadi berat sehingga kotak yang paling bawah tidak dapat menahannya.
• Kain kasa di letakan di dasar mika dan di staples, untuk menjaga agar kasa tetap utuh di dasar.
• Staples sisi sebelah sehingga plastik mika berbentuk seperti kerucut, hal ini bertujuan agar LAT tidak keluar dari plastik tersebut saat kita mengisinya.
• Isilah LAT sesuai dengan kapasitas plastik mika tersebut. Jangan terlalu padat, bila terlalu padat akan terjadi penyesakan.
• Stapleslah semua sisi yang ada hingga LAT tidak mudah kabur dari kotak tersebut. .
• Keluarkan es batu yang ada didalam Styrofoam untuk mempermudah penyusunan. Bila es batu dalam bentuk persegi seperti lembaran maka es batu tersebut tidak perlu dikeluarkan.
• Lalu masukan kotak mika yang terlah berisi lobster ke dalam Styrofoam tersebut dengan penyusunan silang menyilang untuk agar ada sirkulasi udara di dalamnya.
• Setelah terisi semua Styrofoam maka pada sela-sela yang ada dapat kita masukan es batu.
• Bila masih ada sela bila Styrofoam tersebut ditutup, sebaiknya kita isi dengan plastik yang telah diisi angin sehingga kotak mika tersebut tidak goyang.
• Tutup Styrofoam tersebut dan dilakban dengan rapat.
Pengunaan oksigen tidaklah mutlak karena LAT tersebut cukup kuat bertahan dalam keadaan lembab selama 24 jam.
Pengepakan Lobster indukan
Pengepakan Lobster indukan berbeda dengan lobster ukuran burayak. Untuk indukan LAT yang dikemas sebaiknya setiap kotak satu ekor. Ini dengan tujuan untuk menghindari terjadinya penyapitan saat terjadinya kaget oleh indukan tersebut.
Bahan yang diperlukan untuk pengepakan indukan tidak berbeda dengan burayak, hanyalah kotak plastik mika yang berbeda saja. Untuk ukuran indukan kita dapat mengunakan kotak yang lebih kecil.