Salah satu jenis budaya yang paling diminati saat ini adalah budidaya ikan lele. Hal ini tidaklah mengherankan karena ikan lele terutama lele sangkuriang dan lele dumbo adalah salah satu jenis ikan yang tingkat konsumsinya paling tinggi di Indonesia jika dibandingkan dengan jenis ikan air tawar lainnya seperti tawes, mujair, guramih, dan lain lain. Selain itu, budidaya ikan lele juga bisa dibilang cukup mudah karena ikan lele sendiri memiliki ketahanan hidup yang cukup tinggi dan tidak banyak membutuhkan perawatan khusus. Berikut adalah langkah langkah budidaya ikan lele yang dapat diikuti:
Indukan Lele
Hal utama yang perlu dipersiapkan dalam budidaya ikan lele adalah induk. Induk ini akan dipelihara agar dapat menghasilkan benih benih ikan lele yang nantinya akan kita budidayakan. Untuk itu, induk yang dipilih hendaknya adalah ikan lele dengan kualitas terbaik dengan ketentuan berat badan berkisar antara 100 – 200 gram, tergantung kesuburan badan dengan ukuran panjang 20 – 25 cm, bentuk badan simetris, tidak bengkok, tidak cacat, tidak luka, dan lincah, kemudian umur induk jantan di atas tujuh bulan, sedangkan induk betina berumur satu tahun.
Untuk perawatan induk, induk ikan lele sebaiknya diberi makanan yang memiliki kadar protein tinggi seperti daging bekicot, atau pelet dengan kadar protein kurang lebih 60%. Pemberian pakan pada pagi dan sore hari dengan jumlah makanan sekitar 5-10% dari berat indukan. Banyak orang yang memberikan ulat sutera sebagai makanan induk, nemun sebenarnya hal ini kurang baik karena kandungan lemak pada ulat sutera cukup tinggi. Karena itu, pemberian ulat sutera pada induk lele hendaknya dihentikan sekitar seminggu menjelang pemijahan.
Pemijahan
Salah satu ciri indukan lele sudah siap untuk memijah adalah pergerakan antara induk jantan dan betina yang selalu terlihat berpasang pasangan dan berkejar kejaran. Setelah tanda ini terlihat, indukan siap untuk ditempatkan di kolam pemijahan dan memulai proses pemijahan. Untuk proses pembenihan lele buatan dilakukan dengan cara menyuntikkan cairan hormon yang berfungsi untuk merangsang indukan ikan lele untuk kawin. Proses pemijahandapat dilakukan 8-10 jam setelah penyuntikan.
Pertama, ambillah sperma dari indukan jantan dengan cara membedah bagian perutnya dan mengambil kantung spermanya. Cairan sperma kemudian dikeluarkan dan ditempatkan dalam wadah, lalu dicampurkan dengan cairan NaCl hingga larutan terlihat berwarna putih susu dan agak encer. Setelah itu, ambil indukan betina dan pijat bagian perutnya ke arah lubang kelamin untuk mendorong telur keluar.
Tampunglah telur telur ini kedalam sebuah wadah, dan campurkan dengan larutan sperma yang tadi telah dipersiapkan. Aduk secara perlahan hingga merata dan tambahkan cairan NaCl serta air bersih agar pembenihan berlangsung dengan baik dan telur yang dihasilkan bebas dari darah ataupun kotoran lainnya. buang airnya, dan ulangi proses pencucian dengan air bersih sekitar 2-3 kali.
Penetasan
Setelah itu telur pun siap untuk menjalani proses penetasan. Pindahkan telur ke kolam penetasan dan pemeliharaan yang sudah dipasangi dengan kakaban atau ijuk dengan cara menyebarkan telur menggunakan bulu ayam agar telur tidak rusak. Setelah sekitar 2-3 hari, telur akan menetas dan biarkan saja mereka sampai 4-5 hari. Larva lele tidak perlu diberi makan karena mereka memiliki cadangan makanan sendiri.
Pemeliharaan Benih
Setelah sekitar 4-5 hari, lakukanlah penyortiran untuk mengambil benih lele yang telah berwarna kehitaman dan siap untuk dipindahkan ke kolam pemeliharaan. Disini, benih lele dipelihara dan diberi makan dengan pakan buatan atau lebih baik diberi makan dengan organisme-organisme hidup seperti cacing sutera, jentik-jentik, kutiair, dan sebagainya. Setelah sekitar 2 bulan dan mencapai ukuran sekitar 5-10cm, dipindahkan ke kolam dewasa dan dipelihara hingga mencapai ukuran layak jual dan dipasarkan.
Indukan Lele
Hal utama yang perlu dipersiapkan dalam budidaya ikan lele adalah induk. Induk ini akan dipelihara agar dapat menghasilkan benih benih ikan lele yang nantinya akan kita budidayakan. Untuk itu, induk yang dipilih hendaknya adalah ikan lele dengan kualitas terbaik dengan ketentuan berat badan berkisar antara 100 – 200 gram, tergantung kesuburan badan dengan ukuran panjang 20 – 25 cm, bentuk badan simetris, tidak bengkok, tidak cacat, tidak luka, dan lincah, kemudian umur induk jantan di atas tujuh bulan, sedangkan induk betina berumur satu tahun.
Untuk perawatan induk, induk ikan lele sebaiknya diberi makanan yang memiliki kadar protein tinggi seperti daging bekicot, atau pelet dengan kadar protein kurang lebih 60%. Pemberian pakan pada pagi dan sore hari dengan jumlah makanan sekitar 5-10% dari berat indukan. Banyak orang yang memberikan ulat sutera sebagai makanan induk, nemun sebenarnya hal ini kurang baik karena kandungan lemak pada ulat sutera cukup tinggi. Karena itu, pemberian ulat sutera pada induk lele hendaknya dihentikan sekitar seminggu menjelang pemijahan.
Pemijahan
Salah satu ciri indukan lele sudah siap untuk memijah adalah pergerakan antara induk jantan dan betina yang selalu terlihat berpasang pasangan dan berkejar kejaran. Setelah tanda ini terlihat, indukan siap untuk ditempatkan di kolam pemijahan dan memulai proses pemijahan. Untuk proses pembenihan lele buatan dilakukan dengan cara menyuntikkan cairan hormon yang berfungsi untuk merangsang indukan ikan lele untuk kawin. Proses pemijahandapat dilakukan 8-10 jam setelah penyuntikan.
Pertama, ambillah sperma dari indukan jantan dengan cara membedah bagian perutnya dan mengambil kantung spermanya. Cairan sperma kemudian dikeluarkan dan ditempatkan dalam wadah, lalu dicampurkan dengan cairan NaCl hingga larutan terlihat berwarna putih susu dan agak encer. Setelah itu, ambil indukan betina dan pijat bagian perutnya ke arah lubang kelamin untuk mendorong telur keluar.
Tampunglah telur telur ini kedalam sebuah wadah, dan campurkan dengan larutan sperma yang tadi telah dipersiapkan. Aduk secara perlahan hingga merata dan tambahkan cairan NaCl serta air bersih agar pembenihan berlangsung dengan baik dan telur yang dihasilkan bebas dari darah ataupun kotoran lainnya. buang airnya, dan ulangi proses pencucian dengan air bersih sekitar 2-3 kali.
Penetasan
Setelah itu telur pun siap untuk menjalani proses penetasan. Pindahkan telur ke kolam penetasan dan pemeliharaan yang sudah dipasangi dengan kakaban atau ijuk dengan cara menyebarkan telur menggunakan bulu ayam agar telur tidak rusak. Setelah sekitar 2-3 hari, telur akan menetas dan biarkan saja mereka sampai 4-5 hari. Larva lele tidak perlu diberi makan karena mereka memiliki cadangan makanan sendiri.
Pemeliharaan Benih
Setelah sekitar 4-5 hari, lakukanlah penyortiran untuk mengambil benih lele yang telah berwarna kehitaman dan siap untuk dipindahkan ke kolam pemeliharaan. Disini, benih lele dipelihara dan diberi makan dengan pakan buatan atau lebih baik diberi makan dengan organisme-organisme hidup seperti cacing sutera, jentik-jentik, kutiair, dan sebagainya. Setelah sekitar 2 bulan dan mencapai ukuran sekitar 5-10cm, dipindahkan ke kolam dewasa dan dipelihara hingga mencapai ukuran layak jual dan dipasarkan.