Sukses Budidaya Semut Rangrang

Budidaya Sukses: Semut rangrang adalah salah satu hewan yang terorganisir dan pemberani. Semut rangrang hidup berkoloni (bergerombol) bersama kelompoknya. Mereka saling membantu dan bekerjasama satu sama lain.  Ada semut ratu, pekerja, prajurit dan betina. Semua saling bekerjasama demi mempertahankan hidup dan melanjutkan keturunan dengan menghasilkan telur yang biasa disebut kroto.


Semut rangrang memiliki kemampuan melumpuhkan luar biasa untuk melumpuhkan korban atau mangsanya. Meskipun ukuran tubuhnya kecil dengan beberapa cm saja, semut rangrang mampu mematikan mangsanya yang berukuran lebih besar seperti ulat dan hewan lainnya dari gigitannya yang kuat.

Semut rangrang adalah hewan agresif, aktif dan menyukai ketinggian. Oleh karenanya, ia suka naik ke atas ke posisi yang lebih tinggi. Setiap ada gangguan dari luar, semut rangrang langsung sigap menggigit korbannya dengan kuat.  Coba saja anda mendekati semut, langsung saja ia menggigitnya dengan gigitan yang menyakitkan.

Semut rangrang juga termasuk hewan yang tidak pernah putus asa. Ia selalu berjuang untuk mendapatkan makanan. Memang, secara biologis, habitat aslinya adalah di alam bebas dengan membuat “Tombol” di pepohonan. Namun, seiring perkembangan zaman, kini mulai dicoba dibudidayakan atau dikembangkan dengan aneka metode. Ada metode semi alam dengan memakai pohon tanaman, media toples, media paralon, media pipa, media botol aqua gallon air minum dan yang terakhir media besek.

Tentu cara budidaya kroto tersebut masing masing ada kelebihan dan kekurangannya. Anda bebas untuk mencobanya. Hanya saja, mengingat ini adalah hal yang baru, belum ada standar yang baku dan dipatenkan. Dibutuhkan penelitian yang lebih mendalam terutama terkait manakah cara budidaya kroto yang efektif dan efisien. Semoga saja ke depan akan ada terobosan pengembangan semut rangrang yang lebih efektif sehingga potensi keberhasilan lebih tinggi.


Bila Budidaya Kroto tidak pernah dipanen, apa pengaruhnya?
Banyak sekali pertanyaan dari pembudidaya kroto/ peternak kroto yang bertanya, “bila budidaya kroto tidak pernah dipanen, apa pengaruhnya bagi perkembangan budidaya semut rangrang pak?” . pertanyaan tersebut tentu muncul bukan tanpa alasan. Banyak sekali para pembudidaya kroto yang dibuat kebingungan, apakah langsung menanen ( jika siap panen), ataukah tidak dipanen dengan tujuan semut krotonya tambah banyak? Berikut ulasan sedikit dari kami.

Setiap pembudidaya kroto atau peternak kroto pada dasarnya tentu menginginkan semut krotonya berkembang dengan baik dan banyak. Namun, kenyataan di lapangan tak semudah yang dibayangkan. Di awal budidaya kroto tentu ingin semut krotonya bertambah banyak. Berbagai cara pun dilakukan. Mulai dari belajar ke ahlinya, rajin memberi makan dan minum dan seterusnya.

Rata- rata para peternak kroto pemula tidak pernah memanen krotonya. Mereka lebih banyak ingin memperbanyak semut krotonya dengan menambahkan toples kosong baru dan tidak menanennya. Pada hal, jika semut kroto yang ada di toples tidak pernah dipanen sama sekali, mereka cenderung meninggalkan toples. Akhirnya banyak yang kosong.

Lalu, bagaimana yang harus dilakukan? Jika ingin semut kroto anda berproduksi dan rajin membuat sarang tentu saja selain harus ada ratunya, juga secara berkala sebagian toplesnya dipanen. Mengapa demikian? Tujuannya supaya semut “tidak bosan” dengan sarang lama dan membikin sarang baru serta mencegah terjadinya semut hitam yang berlebihan.

Kemudian, disamping sebagian dipanen, juga perlu melakukan cara “ngejok” atu mengisi koloni baru dari luar, yakni dari alam maupun dari hasil budidaya. Tujuannya supaya koloni semut berkembang lebih efektif. Pertanyaan yang muncul kemudian, “ apakah tidak bertarung koloni semut kroto dari budidaya yang dicampur dari alam?” tenang saja, mencampur bibit baru dari alam boleh saja, asal tau triknya.

Caranya adalah dengan menyemprot air di koloni semut dari alam bersamaan dengan semut budidaya kroto anda. Dengan begitu, diharapkan semut kroto anda berkembang dengan baik dan jumlah koloninya semakin banyak dan produktif. (BK)