Budidaya ikan gurame memiliki prospek yang sangat bagus. Permintaan yang tinggi, produksi yang masih kurang, dan harga yang stabil adalah tiga hal mendasar yang menjadi bukti betapa bisnis ini layak untuk mendapat perhatian. Selain ketiga hal itu, harga gurame juga terbilang lebih tinggi dibandingkan ikan air tawar lainnya yang membuatnya relatif lebih menguntungkan.
Disamping potensi itu, faktor pendukung budidaya gurame juga sangat memadai. Ketersediaan lahan yang masih luas, data dan informasi tentang teknik budidayanya yang memadai, pakan yang tersedia sepanjang waktu, dan benih gurame yang banyak dihasilkan oleh pemerintah melalui Balai Benih Induk (BBI).
Adapun untuk memasuki bisnis budidaya gurame ini, ada 4 bidang yang bisa dipilih untuk mempercepat perputaran keuangan. Bidang itu bisa diambil berdasarkan tahapan budi daya yaitu, pembenihan, pendederan, pembesaran, dan pemasaran.
Pemilihan Lokasi Budidaya
Gurame memang dapat hidup di “sembarang tempat”. Namun, tetap saja kondisi lahan sangat berpengaruh terhadap tumbuh kembangnyanya. Faktor-faktor yang penentu kualitas lahan antara lain kondisi tanah, suhu air, keasaman air, oksigen, dan tingkat kesuburan air.
Syarat tumbuh optimal:
Ketinggian 20 – 500 m dpl.
Jenis tanah berstektur liat yang gembur dengan kandungan pasir 40%.
Suhu 25 – 28 C
pH ideal 6,5 – 7 dengan kesadahan 7 HD
Oksigen yang memadai
Air kaya mineral dan zat-zat hara
Persiapan Sebelum Budidaya Gurame
Sebelum pelaksanaan budi daya gurame, ada beberapa hal yang perlu dipersiapkan. Yang paling penting tentunya adalah pembuatan kolam. Kondisi kolam sangat menentukan berhasil tidaknya usaha budi daya gurame. Ada beberapa kolam yang harus dimiliki dalam budidaya gurame.
Kolam perawatan induk. Kolam ini berfungsi untuk mempersiapkan kematangang telur dan memelihara kesehatan induk. Kolam ini berupa kolam tanah yang luasnya sekitar 10 m2 dengan kedalaman minimum 50 cm dan kepadatan kolam berisi 20 ekor gurame betina dan 10 ekor jantan.
Kolam pemijahan. Kolam pemijahan merupakan kolam tanah dengan luas 200 – 300 m2. Dalam kolam ini, untuk satu ekor ikan dewasa memerlukan luas 2 – 10 meter persegi. Suhu air ideal 24 – 28 C dengan kedalaman air 75 – 100 cm.
Kolam pendederan atau pemeliharaan benih. Luas kolam ini tidak lebih dari 50 – 100 m2 dengan kedalaman 30 – 50 cm. Kepadatan kolam sebaiknya 5 – 50 ekor per meter persegi. Kepadatan kolam sebaiknya 5 – 50 ekor per meter persegi.
Kolam pembesaran. Kolam ini berfungsi sebagai tempat untuk memelihara dan membesarkan benih selepas dari kolam pendederan. Kepadatan kolam sebaiknya tidak lebih dari 10 ekor per meter persegi.
Kolam pemberokan. Kolam ini berupa kolam tanah atau semen dengan air yang mengalir sebagai tempat pembersihan ikan sebelum dipasarkan. Tujuannya agar ikan tidak mengandung kotoran dan tidak berbau lumpur.
Persiapan lain yang diperlukan adalah berupa sarana penunjang. Berbagai sarana penunjang yang dibutuhkan dalam budidaya gurame diantaranya substrat tempat bertelur, aerator, alat pengangkutan, alat penangkapan, dan kebutuhan lainnya seperti kapur, pupuk, dan obat-obatan.
Pembenihan Ikan Gurame
Usaha pembenihan meliputi kegiatan pemeliharaan induk, pemijahan, penetasan telur, dan perawatan larva sampai berukuran sebesar bii oyong. Larva berumur 12 – 30 hari ini selanjutnya dirawat sampai bobotnya mencapai 10 – 15 g/ekor (umur 4 bulan). Benih sebesar ini siap untuk didederkan. Namun, ada juga pembenih yang menjual telur untuk ditetaskan.
Karena bagian pembenihan ini adalah salah satu dari tiga bagian proses terpenting dalam budidaya ikan gurame, maka kami sajikan dalam artikel khusus.
Pendederan Ikan Gurame
Kegiatan pendederan meliputi pemeliharaan benih berukuran 10 – 15 g/ekor sampai ukuran 150 g/ekor. Bobot gurame sebesar ini biasanya dicapai saat benih berumur enam bulan dari penetasan telur. Ada pendederan yang dimulai dari ukuran yang lebih besar, yakni 15 – 30 g/ekor, tetapi ada juga yang mendederkan benih gurame dari larva atau ketika seukuran biji oyong.
Karena bagian pendederan ini adalah salah satu dari tiga bagian proses terpenting dalam budidaya ikan gurame, maka kami sajikan dalam artikel khusus.
Pembesaran Ikan Gurame
Kegiatan pembesaran merupakan lanjutan dari pendederan. Benih dari pendederan akan dibesarkan hingga mencapai ukuran konsumsi dengan bobot rata-rata 500 g/ekor. Namun, penentuan ukuran panen pembesaran gurame juga disesuaikan dengan permintaan konsumen. Karena ada juga konsumen yang meminta gurame berukuran di atas 1 kg/ekor.
Karena bagian pembesaran ini adalah salah satu dari tiga bagian proses terpenting dalam budidaya ikan gurame, maka kami sajikan dalam artikel khusus.
Panen
Setelah mencapai bobot konsumsi, saatnya pemanenan dilakukan. Pemanenan gurami sebaiknya dilakukan di pagi hari antara pukul 05.00 – 08.00 agar ikan tetap segar dan tidak stres.
Pemanenan dilakukan dengan cara membuang habis air kolam. Pintu pemasukan air ditutup dan pintu pengeluaran air dibuka. Air di dalam kolam dikeluarkan sampai batas tertentu dan gurame berkumpul di dalam kamalir. Penangkapan dilakukan menggunakna serokan atau alat sejenis yang tidak menyebabkan badan gurame terluka.
Disamping potensi itu, faktor pendukung budidaya gurame juga sangat memadai. Ketersediaan lahan yang masih luas, data dan informasi tentang teknik budidayanya yang memadai, pakan yang tersedia sepanjang waktu, dan benih gurame yang banyak dihasilkan oleh pemerintah melalui Balai Benih Induk (BBI).
Adapun untuk memasuki bisnis budidaya gurame ini, ada 4 bidang yang bisa dipilih untuk mempercepat perputaran keuangan. Bidang itu bisa diambil berdasarkan tahapan budi daya yaitu, pembenihan, pendederan, pembesaran, dan pemasaran.
Pemilihan Lokasi Budidaya
Gurame memang dapat hidup di “sembarang tempat”. Namun, tetap saja kondisi lahan sangat berpengaruh terhadap tumbuh kembangnyanya. Faktor-faktor yang penentu kualitas lahan antara lain kondisi tanah, suhu air, keasaman air, oksigen, dan tingkat kesuburan air.
Syarat tumbuh optimal:
Ketinggian 20 – 500 m dpl.
Jenis tanah berstektur liat yang gembur dengan kandungan pasir 40%.
Suhu 25 – 28 C
pH ideal 6,5 – 7 dengan kesadahan 7 HD
Oksigen yang memadai
Air kaya mineral dan zat-zat hara
Persiapan Sebelum Budidaya Gurame
Sebelum pelaksanaan budi daya gurame, ada beberapa hal yang perlu dipersiapkan. Yang paling penting tentunya adalah pembuatan kolam. Kondisi kolam sangat menentukan berhasil tidaknya usaha budi daya gurame. Ada beberapa kolam yang harus dimiliki dalam budidaya gurame.
Kolam perawatan induk. Kolam ini berfungsi untuk mempersiapkan kematangang telur dan memelihara kesehatan induk. Kolam ini berupa kolam tanah yang luasnya sekitar 10 m2 dengan kedalaman minimum 50 cm dan kepadatan kolam berisi 20 ekor gurame betina dan 10 ekor jantan.
Kolam pemijahan. Kolam pemijahan merupakan kolam tanah dengan luas 200 – 300 m2. Dalam kolam ini, untuk satu ekor ikan dewasa memerlukan luas 2 – 10 meter persegi. Suhu air ideal 24 – 28 C dengan kedalaman air 75 – 100 cm.
Kolam pendederan atau pemeliharaan benih. Luas kolam ini tidak lebih dari 50 – 100 m2 dengan kedalaman 30 – 50 cm. Kepadatan kolam sebaiknya 5 – 50 ekor per meter persegi. Kepadatan kolam sebaiknya 5 – 50 ekor per meter persegi.
Kolam pembesaran. Kolam ini berfungsi sebagai tempat untuk memelihara dan membesarkan benih selepas dari kolam pendederan. Kepadatan kolam sebaiknya tidak lebih dari 10 ekor per meter persegi.
Kolam pemberokan. Kolam ini berupa kolam tanah atau semen dengan air yang mengalir sebagai tempat pembersihan ikan sebelum dipasarkan. Tujuannya agar ikan tidak mengandung kotoran dan tidak berbau lumpur.
Persiapan lain yang diperlukan adalah berupa sarana penunjang. Berbagai sarana penunjang yang dibutuhkan dalam budidaya gurame diantaranya substrat tempat bertelur, aerator, alat pengangkutan, alat penangkapan, dan kebutuhan lainnya seperti kapur, pupuk, dan obat-obatan.
Pembenihan Ikan Gurame
Usaha pembenihan meliputi kegiatan pemeliharaan induk, pemijahan, penetasan telur, dan perawatan larva sampai berukuran sebesar bii oyong. Larva berumur 12 – 30 hari ini selanjutnya dirawat sampai bobotnya mencapai 10 – 15 g/ekor (umur 4 bulan). Benih sebesar ini siap untuk didederkan. Namun, ada juga pembenih yang menjual telur untuk ditetaskan.
Karena bagian pembenihan ini adalah salah satu dari tiga bagian proses terpenting dalam budidaya ikan gurame, maka kami sajikan dalam artikel khusus.
Pendederan Ikan Gurame
Kegiatan pendederan meliputi pemeliharaan benih berukuran 10 – 15 g/ekor sampai ukuran 150 g/ekor. Bobot gurame sebesar ini biasanya dicapai saat benih berumur enam bulan dari penetasan telur. Ada pendederan yang dimulai dari ukuran yang lebih besar, yakni 15 – 30 g/ekor, tetapi ada juga yang mendederkan benih gurame dari larva atau ketika seukuran biji oyong.
Karena bagian pendederan ini adalah salah satu dari tiga bagian proses terpenting dalam budidaya ikan gurame, maka kami sajikan dalam artikel khusus.
Pembesaran Ikan Gurame
Kegiatan pembesaran merupakan lanjutan dari pendederan. Benih dari pendederan akan dibesarkan hingga mencapai ukuran konsumsi dengan bobot rata-rata 500 g/ekor. Namun, penentuan ukuran panen pembesaran gurame juga disesuaikan dengan permintaan konsumen. Karena ada juga konsumen yang meminta gurame berukuran di atas 1 kg/ekor.
Karena bagian pembesaran ini adalah salah satu dari tiga bagian proses terpenting dalam budidaya ikan gurame, maka kami sajikan dalam artikel khusus.
Panen
Setelah mencapai bobot konsumsi, saatnya pemanenan dilakukan. Pemanenan gurami sebaiknya dilakukan di pagi hari antara pukul 05.00 – 08.00 agar ikan tetap segar dan tidak stres.
Pemanenan dilakukan dengan cara membuang habis air kolam. Pintu pemasukan air ditutup dan pintu pengeluaran air dibuka. Air di dalam kolam dikeluarkan sampai batas tertentu dan gurame berkumpul di dalam kamalir. Penangkapan dilakukan menggunakna serokan atau alat sejenis yang tidak menyebabkan badan gurame terluka.