Cerita inspiratif yang dibuat media asal China, CCTV ini sempat menjadi perbincangan dunia. Kisah tersebut berasal dari Jepang, di mana sebuah jasa layanan kereta api tetap beroperasi demi satu penumpangnya.
Sebuah stasiun kereta di utara Pulau Hokkaido bernama Kami-Shirataki pada tiga tahun lalu memutuskan untuk memberhentikan jadwal mereka melewati stasiun tersebut. Alasannya daerah tersebut sudah tidak lagi menjadi pusat ramai lalu-lalang. Kendati begitu, perusahaan kereta setempat, yaitu Japan Railway (JR), berpikir ulang karena mereka menemukan sesosok gadis yang sangat membutuhkan layanan kereta di stasiun itu untuk mencapai sekolahnya. Si gadis ketika itu baru akan masuk SMA yang cukup jauh, sehingga hanya bisa ditempuh naik kereta.
Pihak JR yang mengetahui hal ini akhirnya sepakat untuk mengoperasikan layanannya hanya dua kali sehari, pada saat sang gadis pergi dan sewaktu dia pulang. Di stasiun itu, terpampang catatan jadwal kereta menyesuaikan kapan sang gadis menggunakan layanan kerena ini, sudah seperti jemputan pribadi.
Namun, kisah ini sempat menjadi perdebatan di dunia maya. Cerita yang viral di Internet tentang keputusan manajemen layanan kereta mempertahankan rute hendak ditutup demi mengantar seorang siswi di Hokkaido, Jepang, dituding terlalu didramatisir. Surat kabar Taiwan Apple Daily mengungkapkan kereta tersebut bukan hanya digunakan sang gadis itu saja.
Bersama sepuluh pelajar lainnya, dia naik kereta dari Stasiun Kyu-Shirataki, bukan Stasiun Kami-Shirataki yang sempat dilansir stasiun televisi China. Para pelajar itu berangkat beramai-ramai naik kereta satu-satunya yang berangkat untuk jam pagi, yaitu pukul 7.15.
Sedangkan untuk perjalanan pulang, ada tiga pilihan kereta yang bisa mereka gunakan. Satu kereta berakhir hingga pukul 7.25 malam, seperti dilansir ulang oleh Koran the Straits Times akhir pekan lalu.
Apple Daily menegaskan Perusahaan Japan Railways sejak lama hendak menutup tiga stasiun di Hokkaido itu karena anjloknya bisnis kereta barang. Tiga stasiun yang ditutup yaitu Kami-Shirataki, Kyu-Shirataki, dan Stasiun Shimo-Shirataki pada Maret 2016 nanti.(merdeka)
Sebuah stasiun kereta di utara Pulau Hokkaido bernama Kami-Shirataki pada tiga tahun lalu memutuskan untuk memberhentikan jadwal mereka melewati stasiun tersebut. Alasannya daerah tersebut sudah tidak lagi menjadi pusat ramai lalu-lalang. Kendati begitu, perusahaan kereta setempat, yaitu Japan Railway (JR), berpikir ulang karena mereka menemukan sesosok gadis yang sangat membutuhkan layanan kereta di stasiun itu untuk mencapai sekolahnya. Si gadis ketika itu baru akan masuk SMA yang cukup jauh, sehingga hanya bisa ditempuh naik kereta.
Pihak JR yang mengetahui hal ini akhirnya sepakat untuk mengoperasikan layanannya hanya dua kali sehari, pada saat sang gadis pergi dan sewaktu dia pulang. Di stasiun itu, terpampang catatan jadwal kereta menyesuaikan kapan sang gadis menggunakan layanan kerena ini, sudah seperti jemputan pribadi.
Namun, kisah ini sempat menjadi perdebatan di dunia maya. Cerita yang viral di Internet tentang keputusan manajemen layanan kereta mempertahankan rute hendak ditutup demi mengantar seorang siswi di Hokkaido, Jepang, dituding terlalu didramatisir. Surat kabar Taiwan Apple Daily mengungkapkan kereta tersebut bukan hanya digunakan sang gadis itu saja.
Bersama sepuluh pelajar lainnya, dia naik kereta dari Stasiun Kyu-Shirataki, bukan Stasiun Kami-Shirataki yang sempat dilansir stasiun televisi China. Para pelajar itu berangkat beramai-ramai naik kereta satu-satunya yang berangkat untuk jam pagi, yaitu pukul 7.15.
Sedangkan untuk perjalanan pulang, ada tiga pilihan kereta yang bisa mereka gunakan. Satu kereta berakhir hingga pukul 7.25 malam, seperti dilansir ulang oleh Koran the Straits Times akhir pekan lalu.
Apple Daily menegaskan Perusahaan Japan Railways sejak lama hendak menutup tiga stasiun di Hokkaido itu karena anjloknya bisnis kereta barang. Tiga stasiun yang ditutup yaitu Kami-Shirataki, Kyu-Shirataki, dan Stasiun Shimo-Shirataki pada Maret 2016 nanti.(merdeka)